KESALAHAN
PENULISAN KATA DALAM BERITA :
Demokrat Serang Jokowi soal
Penyadapan AS, PDI-P: Itu Pernyataan Bodoh JAKARTA, KOMPAS.com — Pernyataan
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Ramadhan Pohan yang menuding Gubernur
DKI Jakarta Joko Widodo memberikan peluang kepada Amerika Serikat melakukan
penyadapan melalui izin renovasi Kedutaan Besar AS menimbulkan kecaman. Wakil
Ketua Bappilu PDI Perjuangan Tubagus Hasanuddin menilai, Ramadhan sama sekali
tidak mengerti cara kerja intelijen. "Saya kira pernyataan yang disadap
karena ada renovasi bangunan itu nggak ngerti teknik penyadapan. Cuma paranoid
saja, itu bodoh sekali," ujar Hasanudin saat dihubungi, Minggu (3/11/2013).
Mantan Sekretaris Militer dengan pangkat terakhir mayor jenderal tersebut
mengatakan, untuk melakukan penyadapan, intelijen tidak perlu sampai melakukan
renovasi atau membuat gedung baru di lingkungan kedutaan. Menyadap, kata
Hasanudin, kerap dilakukan dengan teknologi tinggi. Alat penyadapan pun
biasanya berukuran sangat kecil. "Apakah ada renovasi bangunan atau tidak
ada, itu sama saja potensi penyadapannya. Dari mana itu renovasi kedutaan
sehingga akan buat penyadapan?" ujar Hasanudin yang mengaku heran dengan
pernyataan Ramadhan Pohan. Lebih lanjut, Hasanudin menuturkan, praktik
penyadapan sebenarnya lumrah dilakukan oleh seluruh negara di dunia meski hal
ini bertentangan dengan peraturan di dunia internasional. Praktik penyadapan
biasanya ditargetkan kepada pejabat-pejabat tertentu yang dinilai memiliki
informasi penting. Oleh karena itu, Hasanudin menilai, jika sebuah negara akan
melakukan penyadapan, cara yang dilakukan bukanlah dengan terang-terangan
membuat sebuah pos pengintai ataupun mendirikan bangunan khusus untuk
menjalankan praktik itu. Hasanudin pun menyarankan agar Ramadhan lebih bijak
dalam memberikan pernyataannya. Ia mengaku tak mempermasalahkan jika Jokowi
kerap diserang Demokrat selama ada alasan logis. Namun, kali ini, Hasanudin
menyayangkan cara yang dilakukan Ramadhan justru semakin menunjukkan
ketidaktahuannya soal dunia intelijen. "Saya siap mengajari Ramadhan Pohan
soal hal-hal intelijen jika dibutuhkan. Saya akan tunjukkan alat-alat
penyadapan yang hanya bisa sebesar jam tangan," tutur Hasanudin yang
bersama Ramadhan Pohan menduduki posisi sebagai Wakil Ketua Komisi I yang
membawahi hubungan luar negeri dan kemiliteran ini. Sebelumnya, Ramadhan Pohan
mengkritik keputusan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang memberikan
izin pembangunan dan renovasi gedung Kedubes Amerika Serikat (AS) di Jakarta.
Menurut politisi Partai Demokrat itu, pemberian izin tersebut membuka celah
bagi AS untuk melakukan aksi penyadapan. "Izin pembangunan Kedubes itu kan
dari Jokowi. Kalau benar, itu berarti memberikan lampu hijau untuk
disadap," katanya di Jakarta, Jumat (1/11/2013). Menurut Ramadhan,
kewenangan untuk memberikan izin pembangunan dan renovasi berada pada Pemprov
DKI Jakarta. Ia pun menambahkan, tidak ada yang tahu maksud dan tujuan pembangunan
dan renovasi gedung tersebut. Menurutnya, tempat tersebut bisa saja digunakan
untuk melakukan kegiatan spionase. Dalam artikel berita online diatas saya akan
coba mengalisis kesalahan penggunaan kalimat efektif, aktif dan pasif, serta
majemuk, sesuai dengan pembahasan mata kuliah Bahasa Indonesia Universitas
Gunadarma. Kalimat efektif sendiri berarti kalimat yang mengungkapkan pikiran
atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang
lain. Kalimat aktif adalah Kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan atau
melakukan perbuatan. Ciri-ciri : 1. Subjeknya sebagai pelaku. Helsa Situmorang
membaca buku. (Helsa sebagai pelaku) 2. Predikatnya berawalan me- atau ber-. 3.
Predikatnya tergolong kata kerja aus. Contoh : 1. Adik membaca buku. 2. Tatang
bermain bola. 3. Yuli mandi di kolam renang. 4. Wawan telah membeli buku
gambar. Kalimat Pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan atau
dikenai perbuatan. Ciri-ciri : 1. Subjeknya sebagai penderita. 2. Predikatnya
berawalan di-, ter-, atau ,ter-kan. 3. Predikatnya berupa predikat persona
(kata ganti orang, disusul oleh kata kerja yang kehilangan awalan). Kalimat
Majemuk Setara adalah kalimat majemuk yang terdiri atas beberapa kalimat yang
setara/sederajat kedudukannya. Kalimat Majemuk Setara adalah penggabungan dari
2 kalimat / lebih dengan menggunakan kata hubung. Terdiri dari: 1. Kalimat
majemuk setara sejalan à Kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa
kalimat tunggal yang bersamaan situasinya. Contoh: Umkar pergi ke pasar, Ririn
pergi ke sawah sedangkan Sirob pergi ke sekolah. 2. Kalimat majemuk setara
berlawanan à Kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat yang
isinya menyatakan situasi yang berlawanan. Contoh: Danis anak yang rajin,
tetapi adiknya pemalas. 3. Kalimat majemuk setara yang menyatakan sebab akibat
à kalimat majemuk setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isi
bagian satu menyatakan sebab akibat dari bagian yang lain Contoh : Ajiz
mendapatkan rangking 1, karena dia anak yang rajin B.Kalimat Majemuk Bertingkat
à adalah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya
tidak setara/sederajat. Jenis-jenisnya: 1. Kalimat majemuk hubungan waktu
Contoh : Aku sedang belajar, ketika ayahku pulang 2. Kalimat majemuk hubungan
syarat Ditandai dengan : jika, seandainya, asalkan,apabila, andaikan Contoh :
Jika aku mendapatkan rangking 1, aku akan mendapatkan laptop baru. 3. . Kalimat
majemuk hubungan tujuan Ditandai dengan : agar, supaya, biar. Contoh : Danis
sengaja tidur siang agar dia bisa bangun pagi buat belajar 4. Kalimat majemuk
konsensip Ditandai dengan : walaupun, meskipun, biarpun, kendatipun, sungguh
pun Contoh : Walaupun Veri sedang sedih, dia selalu tersenyum. 5. Kalimat
majemuk hubungan penyebaban Ditandai dengan : sebab, karena, oleh karena Contoh
: Aku sedang sedih, sebab orang yang aku cintai tidak mencintaiku 6. Kalimat
majemuk hubungan perbandingan Ditandai dengan: ibarat, seperti, bagaikan,
laksana, sebagaimana, lebih baik. Contoh : Dari pada bermain, lebih baik aku
belajar. 7. Kalimat majemuk hubungan akibat Ditadai dengan : sehingga,
sampai-sampai, maka Contoh : Dian begitu berbakat, sehingga dia dapat
memenangkan kontes itu. 8. Kalimat majemuk hubungan cara Ditandai dengan :
Dengan Contoh : Dengan cara menjual koran, dia mendapatkan uang untuk
menghidupi keluarganya 9. Kalimat majemuk hubungan sangkalan Ditandai dengan:
seolah-olah, seakan-akan Contoh : Markus diam saja, seolah-olah tidak terjadi
apapun. 10. Kalimat majemuk hubungan kenyataan Ditandai dengan: padahal,
sedangkan Contoh : Gina terus belajar, padahal dia sedang sakit. 11. Kalimat
majemuk hubungan hasil Ditandai dengan : makannya Contoh: Doni anak pemalas,
makannya nilainya selalu jelek 12. Kalimat majemuk hubungan penjelasan Ditandai
dengan : bahwa Contoh : Nilai raportnya menunjukan bahwa dia benar-benar siswa
yang pandai 13. Majemuk hubungan atributif Ditandai dengan : yang Contoh : anak
yang sedang berlari itu teman saya Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar